Studi Kasus Teknik Kompilasi (Jakfar Ahmad_202031056)
STUDI KASUS TEKNIK KOMPILASI
Nama: Jakfar Ahmad
Nim: 202031056
Studi Kasus: GENERATE REPORT CRITICAL DATA IN BRI SARIWANGI PARSING TECHNIQUE USING
GENERATE REPORT CRITICAL DATA IN BRI SARIWANGI PARSING TECHNIQUE USING
I. PENDAHULUAN
Sejalan dengan perkembangan teknologi
informasi, semakin bertambah pula kemampuan komputer dalam membantu
menyelesaikan permasalahanpermasalahan di berbagi bidang, diantaranya dalam
dunia perbankan dengan permasalah pelik tentang pelaporan nasabah yang belum
terkelompok, data acak yang pembenahannya memerlukan waktu yang lama untuk
kemudian diolah lagi menjadi bagian bagian yang bisa di baca di berbagai cabang
Bank Rakyat Indonesia dimanapun berada. Sistem
ini dirancang untuk 1. meningkatkan efektivitas pembacaan
laporan yang kritis yang di hadapi baik masalah semi-terstruktur maupun tidak
terstruktur.
II. LANDASAN TEORI
2.1 Data Generator Dalam kehidupan sehari hari, sering kita dibingungkan dengan ukuran efisiensi suatu query dengan menggunakan database berisi ratusan ribu tuple. Hal pertama yang biasa penulis lakukan untuk mendapatkan database dengan ratusan ribu tuple tersebut adalah melakukan insert secara manual ke dalam database, akan tetapi dengan bertambah nya ilmu dibidang teknik kompilasi dan bahasa automata, ternyata untuk mendapatkan ratusan ribu tuple dalam waktu singkat anda cukup menggunakan yang namanya data generator.
Data generator adalah sebuah tool atau utility untuk membuat tabel dengan data yang random. contoh spesifikasi data yang akan di generate, misalnya Nomor, Nama, Telepon, Email, dan sebagainya. Berikut adalah beberapa website yang menyediakan utility data generator: Generatedata.com Di sini kita dapat melakukan generate data maksimal 5000 tuple, informasi yang di generate hanya bisa berasal dari 4 negara yaitu: Kanada, Belanda, Inggris, dan US. Ada juga DBMonster yang Merupakan Data generator untuk menggenerate data berdasarkan rule tertentu. Hasilnya dapat berupa database seperti Mysql, Firebird, Interbase, MSSQL, Oracle, SQLite and PostgreSQL.
2.2. Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan diPurwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan danSimpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi), Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai harikelahiran BRI.Pendirian Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja pada periode setelah kemerdekanaan RI, berdasarkan peraturan Pemerintah No. 1tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang mempertahankankemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI setempat terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat IndonesiaSerikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuk
Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI,Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTNdiintegrasikan ke dalam Bank Indonesia dengan nama Bank IndonesiaUrusan Koperasi Tani dan Nelayan.Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No.17 tahun1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikandengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHMmenjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-UndangPokok Perbankan dan Undang-Undang NO. 13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank Indonesiasebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia unit II Bidang Rural danEkspor Impor dipisahkan masingmasing menjadi dua Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.
2.3 Metode Parsing
Ada 2 metoda parsing top-down dan bottom-up. Parsing top-down: Diberikan kalimat x sebagai input. Parsing dimulai dari simbol awal S sampai kalimat x nyata (atau tidak nyata jika kalimat x memang tidak bisa diturunkan dari S) dari pembacaan semua leaf dari pohon parsing jika dibaca dari kiri ke kanan. Parsing bottom-up: Diberikan kalimat x sebagai input. Parsing dimulai dari kalimat x yang nyata dari pembacaan semua leaf pohon parsing dari kiri ke kanan sampai tiba di simbol awal S (atau tidak sampai di S jika kalimat x memang tidak bisa diturunkan dari S)
2.3.1 Parsing Top-Down
Ada 2 kelas metoda parsing topdown, yaitu kelas metoda dengan backup dan kelas metoda tanpa backup. Contoh metoda kelas dengan backup adalah metoda Brute-Force,sedangkan contoh metoda kelas tanpa backup adalah metoda recursive descent
a. Metoda Brute-Force Kelas metoda dengan backup, termasuk metoda Brute-Force, adalah kelas metoda parsing yang menggunakan produksi alternatif, jika ada, ketika hasil penggunaan sebuah produksi tidak sesuai dengan simbol input. Penggunaan produksi sesuai dengan nomor urut produksi. Metoda Brute-Force tidak dapat menggunakan grammar rekursi kiri, yaitu grammar yang mengandung produksi rekursi kiri (left recursion): A ® Aµ. Produksi rekursi kiri akan menyebabkan parsing mengalami looping tak hingga.
Contoh 1:
Diberikan grammar G = {S ® aAd|aB, A ® b|c, B ® ccd|ddc}. Gunakan metoda BruteForce untuk melakukan analisis sintaks terhadap kalimat x = accd.
Komentar
Posting Komentar